search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
70 Pendaki Rinjani Terlantar di Rumah Singgah, Pemandu Kabur
Sabtu, 1 Januari 2022, 20:55 WITA Follow
image

beritabali/ist/70 Pendaki Rinjani Terlantar di Rumah Singgah, Pemandu Kabur.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Pria berinisial ER, seorang guide atau pemandu pendakian Gunung Rinjani asal Bogor, Jawa Barat dikabarkan menelantarkan 70 orang pendaki Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat telantar dan kini ditampung di rumah singgah Sembalun desa setempat. 

Sebanyak 70 pendaki tersebut ditinggal oleh guide atau pemandu pendakian setelah turun dari Gunung Rinjani, Kamis (30/12) sore. 

ER, guide atau pemandu pendakian Gunung Rinjani asal Bogor, Jawa Barat itu meninggalkan seluruh anggota rombongan di rumah singgah Sembalun, setelah dia meminjam motor warga untuk alasan pergi ke ATM. Setelah ditunggu cukup lama, sang guide tidak kunjung kembali. 

Pemilik motor bernama Riyal pun mencarinya dan hanya menemukan motor Honda Vario di pinggir jalan Desa Sembalun Lawang. Sementara ER tidak ditemukan di lokasi. ER diketahui membawa para pendaki dari daerah Sumatera, Jakarta, dan Bandung. Jumlah pendaki sekitar 70 orang

Para tamu tersebut ditinggalkan ER di rumah singgah Sembalun Rinjani. Seluruh rombongan yang ditinggalkan kebingunan, terlebih sebagian tamu dalam kondisi sakit. Di samping itu, kartu identitas para pendaki dibawa sama pemandu ER, bahkan porter belum dia bayar.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady membenarkan kejadian tersebut. Tapi kasus tersebut tidak pernah dilaporkan para pelaku ke pos TNGR, polisi, atau pemerintah desa setempat. TNGR baru mengetahui kasus tersebut setelah ribut di media sosial.

”Ini laporannya baru masuk semua, itu sudah kita tahu siapa TO (Trekking Organizer), di aplikasikan sudah kita tahu TO-nya, awal Januari kita akan panggil untuk mempertanggungjawabkan,” katanya.

Setelah ditelusuri pendakian tersebut juga merupakan pendakian paket murah. Karena itu, TO akan dipanggil untuk diminta bertanggungjawab.

"Kami tidak ingin kasus seperti itu terulang kembali,” tegas Dedy Asriady.

Sementara ER sampai saat ini masih terus dicari agar mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pihaknya terus mencari keberadaan si pemandu tersebut.

"Itu yang sedang kita buru, kita cari informasinya,” katanya.

Dedy menyayangkan, dalam kasus tersebut para korban tidak melaporkan apa yang dialami ke petugas setempat. Harusnya bisa dilaporkan ke pos TNGR di Sembalun, polisi, atau call center minimal sehingga petugas bisa membantu menyelesaikan masalahnya. 

"Kasusnya baru mereka ketahui dari media sosial. Para korban sudah bubar semua, sebagian sudah pulang,” katanya.

Menurut Dedy kasus tersebut harus menjadi pelajaran semua pihak. Jika ada masalah harus segera melaporkan ke petugas pos terdekat, polisi, atau pemerintah desa setempat sehingga cepat mendapat penanganan. Bila tidak melaporkan, tentu akan sulit para korban mendapat bantuan.

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami