search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Menparekraf Apresiasi Buku Biografi Tjokorde Gde Rake Soekawati
Senin, 17 Januari 2022, 16:50 WITA Follow
image

bbn/kemenparekraf.go.id/Menparekraf Apresiasi Buku Biografi Tjokorde Gde Rake Soekawati

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, menghadir acara pelucuran buku biografi Tjokorde Gde Rake Soekawati. Sosok Tjokorde Gde Rake Soekawati adalah seorang penggerak kesenian dan kebudayaan Bali.

Tak hanya itu  Menparekraf juga mengapresiasi peluncuran buku biografi Tjokorde Gde Rake Soekawati yang bertajuk Laksana Manut Sasana, sebagai salah satu upaya memberikan semangat juang dalam menghadapi situasi pandemi, sehingga kebangkitan ekonomi Bali dapat terwujud.

Almarhum Tjokorde Gde Rake Soekawati merupakan salah seorang putra terbaik Bali yang memberikan kontribusi dalam perkembangan seni dan budaya Bali, yang juga berdampak besar pada peningkatan pariwisata. Karena pengaruhnya tersebut, pada 10 November 2015, Alm. Tjokorde Gde Rake Soekawati menerima penghargaan tertinggi Parama Bakti Pariwisata Kabupaten Gianyar.

“Saya atas nama pemerintah pusat sangat menyambut baik terbitnya buku biografi almarhum Tjokorde Gde Rake Soekawati berjudul Laksana Manut Sasana. Tadi saya bertanya apa artinya dan ini ternyata artinya adalah sebuah ungkapan yang penuh dengan kearifan, sarat dengan kisah, memiliki inspirasi perjalanan hidup, sepak terjang beliau, baik dalam berkontribusi bagi bangsa dan negara selama hidupnya, maupun juga bagi Bali,” kata Menparekraf, saat memberikan sambutan di acara Peluncuran Buku Laksana Manut Sasana, di Puri Agung Ubud, Bali, Sabtu (15/1/2022).

Peluncuran buku ini juga sekaligus memperingati hari kelahiran Tjokorde Gde Rake Soekawati yang ke-123. Dalam perjalanan hidupnya, Tjokorde Gde Rake Soekawati tercatat sebagai satu-satunya Presiden Negara Indonesia Timur. Ia menjabat dari tahun 1946 hingga pembubaran Negara Indonesia Timur pada 1950. Selain itu, ia juga tercatat sebagai punggawa Ubud, serta diplomat seni budaya.

Penyusunan buku Laksana Manut Sasana sendiri diinisiasi oleh Yayasan Janahita Mandala Ubud yang berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendekatkan nilai-nilai kepeloporan almarhum kepada generasi masa depan. Penyusunannya pun melibatkan beberapa penulis dan peneliti serta melalui tahapan focus group discussion.

“Saya ingin berterima kasih atas kolaborasi semua pihak pemangku kepentingan demi kebangkitan Bali, kebangkitan ekonomi. Kita memang masih di tengah pandemi, tapi kita harus mewujudkan upaya penguatan kembali sektor yang terdampak,” katanya.

“Saya juga ingin secara tegas menyatakan bahwa pemerintah pusat berpihak kepada kepulihan Bali. Kita ingin bahwa semangat juang  terus kita kobarkan. Memang sangat sulit menghadapi pandemi apalagi ada Omicron, tapi saya yakin semangat juang almarhum yang ditulis  akan terus mengalir, memberikan kontribusi yang besar. Dan kami yakin beberapa program andalan kita seperti desa wisata, ekonomi kreatif akan membuka peluang ekonomi. Saya yakin beliaulah pembuka jalan bagi pariwisata berkualitas dan berkelanjutan berbasis alam dan budaya,” katanya.

Dengan selesainya penyusunan buku ini pembaca akan dapat mengetahui kisah hidup almarhum mulai dari masa kecil, ketika menempuh pendidikan, berkiprah di bidang seni dan budaya, perjalanan politik, hingga gagasan dan pemikiran yang ditulis semasa hidup pada berbagai publikasi artikel kebudayaan.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami