Penerbangan Internasional Dibuka, APPMB: Semoga Tidak PHP
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal (APPMB) Bali, Puspa Negara menanggapi rencana pembukaan kembali Bandara Ngurah Rai untuk pintu internasional sejak Open Border 14 Oktober 2021.
Ia menyampaikan, mulai terlihat signal kuat bahwa, maskapai Garuda akan mendarat di Ngurah Rai dari Narita Jepang pada 3 Februari 2022, dan Singapore Airlines yang berencana mendarat di Ngurah Rai setiap hari mulai 14 Februari 2022.
Hal ini, kata dia, tentu memunculkan secercah harapan Optimisme kebangkitan kembali Pariwisata Bali secara bertahap dan pasti, dengan catatan Pemerintah pusat segera menunjukkan regulasi mendukung hal tersebut.
Karena sejauh ini, lanjutnya, masih banyak kendala wisman bisa masuk Bali diantaranya: masalah visa, kebijakan karantina, kebijakan penerbangan, kebijakan jaminan asuransi USD 100.000, pembatasan hanya 19 negara yang boleh masuk.
Selain itu, bandara pelaku perjalanan luar negeri atau PPLN hanya ada 3 yakni Bandara Soetta, Juanda dan Samratulangi, serta Waktu jam buka operasional di destinasi yang masih dibatasi sampai pukul 22.00 WITA.
"Hal ini menjadi faktor blokade yang absolut, oleh karena itu adanya kembali wacana tersebut menurut Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali, menyambut hangat rencana dibukanya secara riil Bandara Ngurah Rai untuk Penerbangan Internasional pasca Dibuka atau Open Border tanpa skema yang jelas sejak 14 Oktober 2021 hingga sekarang belum ada wisman masuk Bali via Ngurah Rai, semoga tidak PHP lagi," paparnya, Selasa (1/2) di Badung.
Selanjutnya kamipun meyakini bahwa, pada Kamis,3 February 2022. Pukul 16.35 akan Landing di Ngurah Rai Garuda dari Narita Jepang dengan membawa Wisman dari Jepang, jadi secara real jika benar pada 4 February dibuka dan ada yang landing.
"Maka ini adalah wisman perdana yang masuk Bali akan mendapat pengalungan bunga serta sambutan Water canon, yang berarti merupakan Momentum penting dalam perkembangan pariwisata Bali untuk restart saat Pandemi untuk Bangkit dan bertumbuh kembali. Yang berarti pula harapan besar bagi pelaku pariwisata akan mulai bisa melihat secercah harapan untuk kembali bangkit dan bergairah, bergerak memutar kembali aktivitas kepariwisataan setelah 2 tahun tengkurep dan mati suri," bebernya.
Selanjutnya hal ini juga akan menjadi suntikan darah segar bagi para pelaku pariwisata untuk bergiat dan menata kembali aktivitasnya untuk menuju pemulihan dan memberikan Tricle down effect serta multifliyer effect bagi pertumbuhan ekonomi dan masyarakat.
"Pelaku tentu akan mulai melakukan langkah strategis dg membuka kembali usahanya yang diikuti dg memanggil kembali para karyawan yang sudah 2 tahun dirumahkan, sehingga terlihat ada geliat dan optimisme baru untuk bangkit," pungkasnya.
Reporter: bbn/aga