Kasus Korban Robot Trading di Bali Diambil Alih Mabes Polri
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Kasus penipuan nasabah Robot Trading Fahrenheit kian mengemuka. Terbaru, kasus penipuan ini ternyata terjadi di seluruh Indonesia hingga kasusnya diambil alih oleh Mabes Polri, termasuk 7 kasus yang terjadi di Bali.
Demikian disampaikan Kabid Humas Polda Bali Kombespol Syamsi yang dihubungi awak media, pada Kamis 17 Maret 2022.
"Ya kasus Robot Trading sudah ditangani mabes Polri," bebernya.
Kombes Syamsi kembali mengatakan kasus yang menjerat Robot Trading dari perusahaan PT. Fahrenheit System Pro (FSP) milik Hendry Susanto ini sudah dilaporkan nasabah dari berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya di Bali saja. Di Bali sendiri tercatat ada 7 korban yang sudah melapor ke Ditreskrimsus Polda Bali.
Dengan merebaknya laporan kasus ini, sehingga Mabes Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim mengambil alih kasus tersebut.
"Kasusnya ada di berbagai daerah di Indonesia, sehingga untuk proses laporan atau pengaduan dilimpahkan ke Mabes," ungkapnya.
Diberitakan, tujuh orang nasabah Robot Trading Farenheit diantaranya bernama Murni Wiati dan Beni Kurniawan, melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Bali, pada Senin 14 Maret 2022.
Keduanya mewakili ratusan nasabah lainnya yang merasa tertipu dan dirugikan oleh robot trading milik terlapor Hendry Susanto. Kerugianya pun mencapai ratusan miliar.
Modus operandi dari Robot Trading itu yakni penanaman investasi. Awalnya para nasabah mendaftar dengan syarat investasi minimal USD 500 atau sekitar Rp 7 juta. Semula trading itu berjalan baik-baik saja dengan beberapa kali profit. Tetapi pada 18 Januari 2022, trading dihentikan tanpa bisa withdraw (menarik equity) dengan alasan mengurus perizinan yang tidak lengkap.
Kemudian, terlapor Hendry Susanto melalui rekaman video berkomunikasi di grup para nasabah wilayah Bali dengan menjanjikan trading bisa dimulai dan bisa withdraw lagi pada 25 Februari 2022. Tapi hal itu hanya iming-iming.
Terlapor kembali mengatakan semua akan lancar pada 7 Maret 2022. Memang trading tersebut kembali berjalan dan sempat profit pada sore hari. Namun di malam hari secara tiba-tiba diduga terjadi scam.
Trading otomatisnya minus luar biasa secara terus-menerus tanpa henti, sampai modal pun terkuras, tanpa bisa melakukan withdraw. Para korban mengatakan tujuannya melapor agar dana yang telah diinvestasikan bisa kembali dan tidak terjadi ke trader yang lain.
Reporter: bbn/bgl