search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
"Harta Karun" Kayu Gaharu Asli RI, Bisa Tembus Rp1,5 M per Kg
Minggu, 15 Mei 2022, 11:00 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kayu Gaharu adalah tanaman mahal. Harga tiap kilogram gaharu bisa mencapai US$100 ribu atau setara dengan Rp1,5 miliar. Uniknya, untuk menghasilkan bau yang wangi, pohon ini harus terinfeksi dahulu oleh jamur.

Baunya yang wangi membuatnya menjadi sangat berharga di pasaran. Tanaman aromatik itu sempat dijadikan sebagai salah satu bahan utama pembuatan kosmetik, parfum, hingga obat-obatan.

Pohon gaharu (Aquilaria malaccensis) adalah pohon asli hutan hujan di Asia Tenggara. Tanaman tersebut dapat dijumpai di Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Iran, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Kayu gaharu sejak lama menjadi komoditas dagang dari kerajaan di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya, yang eksis antara abad VII hingga XI masehi di Sumatra Selatan itu, menjadi pengekspor kayu ini sampai ke Arab.

"Ke Negeri Arab Sriwijaya mengekspor kayu gaharu, kapur barus, cendana, gading, timah, kayu ebony, kayu sapan, rempah," tulis Nia Kurnia Sholihat Irfan dalam Kerajaan Sriwijaya: Pusat Pemerintahan dan Perkembangannya (1983:63).

Setelah Sriwijaya bubar, kerajaan-kerajaan lain yang eksis di Sumatra dan daerah lainnya juga memperdagangkan kayu gaharu.

Para pedagang yang berdagang kayu gaharu tidak hanya orang Indonesia asli. Denys Lombard dalam Nusa Jawa: Jaringan Asia (1996:29) menyebut kayu gaharu, bersama kayu cendana, lada, cengkeh dan pala melewati pelabuhan-pelabuhan di kawasan Sriwijaya dan sekitarnya.

Perdagangan kayu gaharu dari Sumatra pada masa lalu bukan lagi komoditas pedagang lokal tapi juga pedagang dari luar negeri. Marwati Djoened Poesponegoro dkk dalam Sejarah Nasional Indonesia Volume 3 (1984:277) menyebut para pedagang itu berasal dari Campa dan Siam juga ikut berdagang kayu gaharu.

Kayu gaharu diminati pula oleh pedagang dari Gujarat, India. Tsuyoshi Kato, dalam tulisannya Rantau Pariaman: Dunia Saudagar Pesisir Minangkabau dalam buku Indonesia Dalam Kajian Sarjana Jepang (1986:81) berdasar The Suma Oriental of Tome Pires menyebut kapal-kapal dari Gujarat mendatangi Pariaman, Sumatra Barat, untuk mendapatkan kayu gaharu dan komoditas lainnya.

"Tiap tahun, satu, dua atau tiga kapal dari Gujarat berkunjung ke Pariaman, sambil membawa pakaian untuk ditukarkan dengan emas (dalam jumlah banyak), kayu gaharu, kapur barus, sutra, lilin dan dan madu," catat Kato.(sumber: cnbcindonesia.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami