search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Erick Thohir: Belum Ada Kelanjutan Rencana Kenaikan BBM
Rabu, 24 Agustus 2022, 23:07 WITA Follow
image

bbn/Suara.com/Erick Thohir: Belum Ada Kelanjutan Rencana Kenaikan BBM

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Menteri BUMN Erick Thohir memastikan belum ada keputusan besaran nilai kenaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar. Namun, pemerintah saat ini masih merumuskan skema-skema kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.

"Ini yang mungkin saya bisa sampaikan pada saat ini, karena saya terus terang, belum ada kelanjutan, nanti mungkin kalau memang sudah menjadi hal yang menjadi kebijakan pemerintah saya bisa sampaikan," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Meski begitu, ia mengemukakan, jika mengalami kenaikan, harga BBM milik Pertamina masih lebih murah dibandingkan operator SPBU lainnya. Erick mencontohkan, harga BBM nonsubsidi Pertamax yang meskipun sudah naik masih lebih murah dibandingkan harga BBM sejenis di SPBU lain.

"Kalau kita lihat harga BBM kita dibandingkan, contoh aja misalnya Pertamina Pertamax-nya itu harganya Rp12.500, kalau kita lihat isi di Pom Bensin yang Shell atau lain-lain itu harga Rp17.000," ucap dia.

Sebenarnya, tambah Erick, harga Pertamax yang lebih murah itu karena juga disubsidi oleh pemerintah. Sehingga, harga masih bisa dipatok di bawah harga keekonomian.

"Nah ini salah satu menjadi catatan yang cukup menggelitik, kalau misalnya kita mengisi bensin Pertamax, kok harganya bisa murah, sebenarnya itu subsidi. Sama juga kalau kita lihat yang namanya Pertalite dan juga yang namanya solar itu disubsidi, cukup luar biasa angkanya," katanya.

Sebelumnya, Erick menyebut, pemerintah telah menurunkan beban subsidi energi pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2023.

Adapun, pada APBN 2023 pemerintah memangkas dana kompensasi dan subsidi energi 2023 menjadi Rp336,7 triliun. Sebelumnya anggaran kompensasi dan subsidi energi mencapai Rp502,4 triliun.

"Soal bagaimana bisa menekan subsidi (energi) dari Rp502 triliun ke Rp300 triliun, memang tidak ada cara lain yang sedang dipikirkan pemerintah, tapi ini juga belum menjadi penugasan kepada kami," kata dia

Mantan Bos Klub Inter Milan ini mengakui, penentuan kenaikkan harga BBM bersubsidi sangat dilematis. Di satu sisi, APBN sangat berat menopang untuk membiayai subsidi energi, tapi perekonomian masyarakat belum terlalu pulih.

"Nah proses-proses ini memang kita perlu waktu karena memang kita kemarin kebijakannya cukup dilema, tetapi kita yakini program-program dari penekanan BBM ini bisa terjadi," kata Erick.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami