search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Lukman Hakim Kenang Sosok Munir yang Sederhana Bak Sufi
Rabu, 14 September 2022, 23:04 WITA Follow
image

bbn/Suara.com/Lukman Hakim Kenang Sosok Munir yang Sederhana Bak Sufi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri acara peluncuran buku "Mencintai Munir" yang ditulis langsung oleh istri Munir Said Thalib, Suciwati, di Kafe Dialogue, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2022).

Dalam kesempatan itu, Lukman mengatakan Munir semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja. Baginya, Munir bak seorang sufi yang tidak tergiur akan kemewahan dunia.

"Munir itu nggak kaya-kaya amat. Saya melihat Munir itu Sufi, dia bersahaja, sederhana. Dia nggak silau dengan materi," kata Lukman dalam acara peluncuran buku "Mencintai Munir" di Jakarta Selatan.

Selain itu, Lukman juga bercerita Munir pernah menolak uang senilai Rp500 juta. Kisah itu dia peroleh usai membaca buku karya Suciwati itu.

"Bayangkan Munir mendapat hadia Rp500 juta dari penghargaan HAM internasional tahun 2000. Itu dia belum punya rumah, dia masih tinggal di salah satu ruangan YLBHI," cerita dia.

Munir kata Lukman, justru menyerahkan seluruh uang Rp500 juta untuk lembaga Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

"Dia tolak uang Rp500 juta itu, dia serahkan seutuhnya untuk KontraS. Dia merasa cukup, setiap minggu itu isi dompetnya tak lebih dari Rp 20 ribu, ini diceritakan sangat bagus di buku ini," ungkap Lukman.

Suciwati Luncurkan Buku "Mencintai Munir"

Istri mendiang aktivis Munir Said Thalib, Suciwati, meluncurkan buku biografis berjudul 'Mencintai Munir' di Kafe Dialogue, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2022). Suciwati menuturkan salah satu alasan terbesar dirinya ingin menuliskan ulang napak tilas hidup Munir ialah agar merawat ingatan.

"Merawat ingatan, melawan lupa. Itu bagian dari yang selama ini aku perjuangkan," kata Suciwati dalam acara peluncuran buku 'Mencintai Munir' di Jakarta Selatan.

Baginya, banyak sisi Munir yang bisa dibagikan kepada masyarakat. Khususnya, kisah Munir yang sangat mencintai Indonesia.

"Aku pikir penting diketahui publik. Banyak orang bilang bahwa Munir ini antek asing dan sebagainya, padahal orang harus tahu bahwa dia sangat amat mencintai Indonesia. bahkan nyawanya pun tidak pernah dipikirkan untuk Indonesia," cerita dia.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami