Studi: Minum Kopi Saat Hamil Bikin Anak Jadi Pendek
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Kopi jadi senjata utama untuk halau kantuk, tapi bumil harus hati-hati karena konsumsi kopi bisa bikin anak jadi pendek. Studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Network Open menemukan bahwa anak-anak yang terpapar kafein bahkan dalam jumlah kecil sebelum lahir ditemukan rata-rata bertubuh lebih pendek daripada anak-anak dari ibu yang tidak mengonsumsi kafein saat hamil.
Studi ini dipimpin oleh para peneliti dari National Institutes of Health. Mereka menganalisis data dari dua studi observasional sebelumnya terhadap orang hamil dengan melacak kesehatan anak-anak mereka hingga usia 8 tahun.
Sebagai bagian dari studi ini, para ibu diikuti kadar kafein dan paraxanthine atau produk sampingan dari kafeinnya melalui darah sampel yang dikumpulkan pada trimester pertama kehamilan. Kemudian, dibandingkan hasil tinggi dan berat badan anak-anak yang lahir dari orang tua tersebut.
Ahli epidemiologi sekaligus ketua studi tersebut Jessica Gleasonmengatakan bahwa anak-anak dari ibu yang mengonsumsi kafein saat mereka dalam kandungan terbukti bertubuh lebih pendek pada usia 4 tahun. Kesenjangan itu pun melebar setiap tahunnya hingga usia 8 tahun.
"Untuk lebih jelasnya, ini bukan perbedaan tinggi tubuh yang besar. Tetapi ada perbedaan kecil dalam tinggi badan di antara anak-anak dari orang-orang yang mengonsumsi kafein selama kehamilan," kata Gleason yang merupakan peneliti di Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, mengutip CNN.
American College of Obstetricians and Gynecologists saat ini merekomendasikan untuk membatasi konsumsi kafein hingga kurang dari 200 miligram per hari saat hamil.
Secangkir teh berkafein biasanya mengandung sekitar 75 miligram kafein, secangkir kopi instan mengandung sekitar 100 miligram dan secangkir kopi yang disaring juga mengandung sekitar 140 miligram. Tak hanya itu, bahkan cokelat memiliki sekitar 31 miligram kafein.
Rupanya, perbedaan yang ditemukan dalam studi ini juga ditemukan pada anak-anak dari orang tua yang minum kurang dari setengah cangkir kopi per hari saat hamil.
Seorang profesor epidemiologi dan biostatistik di Curtin University di Australia Gavin Pereira mengatakan bahwa penelitian ini belum jelas apakah efektif menunjukkan penyebab konsumsi kafein ibu pada tinggi badan anak.
"Korelasi yang diamati dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan adanya penyebab umum dari konsumsi kafein dan pembatasan pertumbuhan, misalnya kemiskinan, stres, dan faktor makanan," kata Pereira dalam sebuah pernyataan.
Jika tinggi badan yang lebih pendek pada masa kanak-kanak bertahan hingga dewasa, akan ada kemungkinan anak tersebut dapat menghadapi risiko hasil kardiometabolik yang buruk, seperti penyakit jantung dan diabetes, yang terkait dengan perawakan yang lebih kecil.
Gleason juga mengatakan bahwa belum ada cara untuk mengetahui apakah perbedaan itu akan bertahan hingga dewasa.
Studi lain telah menemukan hubungan antara konsumsi kafein di atas 200 miligram sehari atau sekitar satu hingga dua cangkir kopi selama kehamilan dan hasil kesehatan yang negatif pada anak-anak, termasuk penurunan berat badan lahir.
Penelitian ini dilakukan sebagai lanjutan studi mereka sebelumnya menunjukkan bahwa ukuran bayi yang baru lahir mungkin dipengaruhi oleh dosis kafein yang lebih kecil, sebuah firasat yang semakin diperkuat oleh temuan baru ini.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net