Suryani Institute Buka Akses Layanan Kesehatan Mental di Singaraja Timur
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Komitmen untuk mendekatkan layanan kesehatan mental ke masyarakat akar rumput kembali ditunjukkan oleh Suryani Institute for Mental Health.
Pada Jumat (11/4), tim yang dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, dr., Sp.K.J., Subsp.K.(K), MARS melaksanakan kunjungan lapangan ke wilayah Singaraja Timur, Kabupaten Buleleng.
Suryani Institute for Mental Health adalah lembaga nirlaba yang berbasis di Bali, didirikan oleh Prof. Luh Ketut Suryani, tokoh psikiatri komunitas dan spiritualitas, bersama tim profesional yang berdedikasi dalam penanganan masalah kesehatan jiwa secara holistik.
Sejak berdiri, lembaga ini dikenal luas atas pendekatannya yang berbasis budaya lokal, spiritualitas, dan intervensi psikiatri komunitas, khususnya dalam program Bali Bebas Pasung.
Kunjungan kali ini menyasar pasien dengan riwayat pemasungan yang tersebar di sejumlah desa, yakni Sangsit, Giriemas, Bebetin, dan Bontihing. Selain melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa dan pemberian obat-obatan, tim juga menyalurkan bantuan sembako dan alat-alat kebutuhan hidup dasar.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini melibatkan kolaborasi dengan Program Studi Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Ikatan Alumni Psikiatri Universitas Udayana (IKATRIYANA), serta Puskesmas Sawan 1 Buleleng.
Prof. Cokorda Bagus menegaskan bahwa pendekatan langsung ke lapangan sangat penting untuk membuka akses terhadap layanan kesehatan jiwa, khususnya di wilayah-wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
“Ini bukan semata kegiatan medis, tetapi gerakan kemanusiaan untuk memulihkan martabat orang dengan gangguan jiwa, sekaligus edukasi bagi keluarga agar mereka mampu menjadi bagian dari proses pemulihan,” ujar Prof. Cokorda.
Selain penanganan klinis, tim juga memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang pentingnya peran dukungan sosial dalam proses pemulihan. Upaya ini diyakini mampu mendorong mantan pasien pasung untuk kembali berfungsi secara sosial, baik di lingkungan rumah maupun masyarakat.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya jangka panjang Suryani Institute untuk membangun model layanan kesehatan mental yang komprehensif, berkelanjutan, dan berbasis komunitas.
Lebih jauh, Prof. Cokorda menekankan pentingnya peran pemerintah daerah, khususnya Bupati Buleleng, untuk lebih hadir dan terlibat aktif dalam upaya penanganan masalah kesehatan jiwa di masyarakat.
“Kami berharap pemerintah kabupaten, melalui kepemimpinan Bupati Buleleng, dapat memberikan perhatian serius terhadap masalah pemasungan dan akses layanan kesehatan jiwa. Diperlukan kebijakan yang progresif, anggaran yang berpihak, serta dukungan lintas sektor agar Bali benar-benar bebas pasung secara menyeluruh dan berkelanjutan,” tambahnya.
Langkah ini sejalan dengan visi bersama dalam mengikis stigma terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan memperkuat layanan kesehatan mental berbasis lokal di Bali.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rls