Megawati Kritik Tarian Bali Kehilangan Ruh, Begini Kata Akademisi dan Maestro Seni Tari
beritabali/ist/Megawati Kritik Tarian Bali Kehilangan Ruh, Begini Kata Akademisi dan Maestro Seni Tari.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Akademisi sekaligus maestro seni tari Prof Made Bandem menanggapi soal pernyataan Megawati Soekarnoputri saat pembukaan PKB ke-45 yang menilai tarian Bali saat ini kehilangan ruh dan melarangnya untuk ditampilkan di hotel-hotel.
Prof Bandem menegaskan sejak dulu tarian Bali ada tiga klasifikasinya yakni terdiri tarian sakral yang disebut Tari Wali, Tari Klasik Bebali, dan tari tontonan yang disebut Bali-Balihan. Ia menafsirkan pernyataan Presiden RI ke-5 itu karena melihat tari jenis balih-balihan karena dipentaskan untuk tontonan yang lebih menonjolkan teknik ketimbang penjiwaan.
Baca juga:
Buka PKB ke-45, Megawati Sebut Tarian Bali Saat Ini Tanpa Jiwa: Harusnya Seperti Kerasukan
"Apa yang dilihat bu Mega ketika menonton karya seni tidak ada ruhnya itu memang tari balih balihan. Anak-anak hanya bermain teknik saja tidak ada ruhnya, tidak ada taksunya," sebutnya saat pembukaan pameran karya seni Made Wianta di JHUB Jimbaran, Senin (19/6/2023) petang.
Kendati demikian, ia mengambil hikmah dari kritikan ini sebagai peringatan bagi semua seniman untuk tampil dimana pun saja apa itu pentas untuk upacara maupun untuk wisata harus mampu membangun taksu dan kharisma.
"Caranya adalah dengan perlindungan, pembinaan penarinya, belajar yang bagus terus kalau tarian sakral harus berdasarkan proses sakralisasi seperti di pura nunas ica kepada Sang Hyang Taksu," pungkasnya.
Sebelumnya, Megawati memberikan sambutan saat Pembukaan PKB ke-45 yang mengangkat topik tentang seni. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pesannya kepada Gubernur Bali, Wayan Koster, mengenai tarian Bali.
Megawati meminta agar tarian Bali tidak dipertunjukkan di hotel-hotel. Menurutnya, hal tersebut akan membuat tarian Bali kehilangan ruh yang selalu ada dalam para seniman yang melakoni seni pertunjukan di Bali.
Selain itu, jika tarian Bali dipentaskan di hotel, maka peran sekaa gong atau kelompok penabuh gamelan Bali yang biasanya ada di setiap desa di Bali akan hilang.
"Saya bilang kepada Pak Koster, tolonglah jangan tarian Bali dibawa ke hotel. Saya tidak setuju, karena akan kehilangan ruhnya. Karena sudah dipotong, tidak lagi berada di tangan sekaa gong," ujar Megawati dalam sambutannya.
Megawati juga mengkritik generasi muda saat ini yang menurutnya hanya mempertunjukkan seni secara fisik tanpa jiwa. Pengamatannya ini didasarkan pada penampilan gamelan yang menurutnya hanya dimainkan dengan setengah hati.
"Mengenai tarian Bali saat ini, hanya fisik yang menari, tanpa jiwa. Padahal harus menjadi satu kesatuan fisik dan jiwa. Saya melihat pertunjukan gamelan, mereka hanya bermain dengan cara semacam itu, padahal saya diajari agar memiliki gaya," tuturnya.
Ia bahkan membandingkan para seniman, khususnya penari tari Bali, seharusnya bisa memperagakan tariannya seolah-olah mereka sedang kerasukan.
"Bagi saya, itu seperti kerasukan, ada kekuatan saat mereka menari sesuai dengan jiwa kita. Itu memerlukan disiplin, pengajaran, dan dedikasi," tambah Megawati.
Editor: Robby
Reporter: bbn/tim