Warga Celukan Bawang Pasang Spanduk Tolak Pembangunan Gardu Induk PLN
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Rencana PT. PLN (Persero) membangun gardu induk berkapasitas besar tidak jauh dari pemukiman warga memicu aksi penolakan. Hal ini terlihat dari bentangan sejumlah spanduk bernada penolakan dipasang di pagar PLTU Celukan Bawang.
Aksi yang dilakukan warga melalui pemasangan spanduk itu akibat warga ketakutan atas rencana tersebut mengingat lokasi pemukiman dengan rencana gardu induk yang dibangun PLN sangat dekat.
”Kami Lingkungan RT 01 Dusun Pungkukan Desa Celukan Bawang Menolak Berdirinya Gardu Induk SUTET (GIS), Kami Ingin Tenang dan Nyaman,” demikian bunyi spanduk yang dibuat warga setempat.
Aksi yang dilakukan sejumlah warga untuk pemasangan spanduk penolakan itu juga memicu insiden sehingga dilakukan penurunan spanduk oleh security PLTU Celukan Bawang. Namun spanduk tersebut diminta warga untuk dipasang kembali ditempat semula.
Kepala Desa Celukan Bawang H.Muhajir, Jumat 7 Juli 2023 membenarkan warganya menolak rencana pembangunan gardu induk di lahan eks Kampung Barokah. Kades Celukan Bawang Muhajir juga menyebut atas penolakan warganya itu solusinya hanya dengan membeli tanah warga setempat.
“Intinya warga minta agar tanahnya dibeli (relokasi),” beber Muhajir.
Selain memasang sejumlah spanduk penolakan di beberapa tempat, warga juga melayangkan surat penolakan yang ditujukan kepada Bupati Buleleng, DPRD Buleleng, Direktur PLN Jawa Bagian Timur dan Bali, Kejaksaan Negeri Buleleng, Kapolres Buleleng serta Dandim 1609/Buleleng. Dalam surat tartanggal 5 Juli 2023 tersebut warga menyampaikan sejumlah keluhan dan ketakutan terhadap rencana dibangunnya GIS tersebut.
Rencana pembangunan gardu induk itu juga sudah terlihat dengan ditunjukkannya PT. Sastra Mas sebagai pelaksana kegiatan oleh PLN yang mulai melakukan kegiatan pekerjaan pembangunan jalan akses warga dan pagar keliling Gardu Induk (GI) 150 KV yang terletak di Desa Tinga-Tinga Kecamatan Gerokgak.
Bahkan warga RT 01 Banjar Dinas Pungkukan Desa Celukanbawang berwilayah di Desa Tinga-Tinga sebagai Penyanding Gardu Induk SUTET (GIS), merasa keberatan dengan adanya kegiatan yang dikerjakan oleh PLN dan menimbulkan keresahan akan dikhawatirkan dibangunnya Gardu Induk (GI) 150 KV.
“Sebelum adanya penyelesaian masalah atau kesepakatan yang selama ini belum menemukan titik temu dengan warga penyanding dan karena belum ditemukan kesepakatan bersama dengan warga maka kami sebagai penyanding mohon agar tidak melakukan kegiatan apapun bentuknya sebelum adanya kesepakatan bersama,” ungkap warga dalam suratnya.
Alasan lain warga jika GIS itu dibangun di dekat pemukiman mereka akan mengancam kesehatan akibat radiasi yang ditimbulkan oleh arus listrik tegangan tinggi dan apabila terjadi hujan lebat, petir, angin kencang, korsleting listrik, ledakan, dan tiang tumbang yang akan mengakibatkan warga sekitar resah dan ketakutan.
“Bahwa benar kami menolak pemagaran apabila di dalamnya ada gardu induk itu keberatan kami, kami tidak akan melarang pemagaran apabila hanya pengamanan aset negara,yang menjadi keberatan kami adalah gardu induk,” kata tokoh masyarakat setempat bernama Ismail.
Ismail menyebutkan, kalaupun rencana membangun GIS tersebut terus dilakukan, sebaiknya pihak PLN memikirkan opsi lain semisal melakukan relokasi warga ketempat lain.
”Jika ada opsi akan direlokasi kami siap dengan proses yang semestinya,” ungkapnya.
Sementara, pihak PT. PLN (Persero) atas rencana pembangunan Gardu Induk SUTET di Celukan Bawang serta penolakan warga masyarakat disekitar lokasi pembangunan belum bisa dikonfirmasi, bahkan sejumlah sumber menyebutkan, rencana pembangunan itu akan tetap dilakukan.
Editor: Robby
Reporter: bbn/bul