Rerajahan Semara Ratih, Sarana Penolak Desti Saat Upacara Metatah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Rerajahan merupakan salah satu kebudayaan Hindu Bali sebagai suatu produk lokal genius. Umat Hindu Bali sangat yakin bahwa aksara suci pada Rerajahan mengandung magis.
Salah satu jenis rerajahan yang digunakan dalam upacara yakni Rerajahan Semara Ratih. Rerajahan ini diyakini sebagai alat sarana yang unik sebagai penolak desti (mantra untuk menyakiti seseorang-red) dalam upacara metatah bagi anak yang menginjak dewasa.
Hal ini terungkap dalam peneliti dari Universitas Hindu Indonesia, diantaranya I Kadek Sumandiyasa, I Wayan Arissusila, I Putu Gede Padma Sumardiana pada 3 Desember 2019.
Penelitian ini dinilai menarik untuk dikaji dan diteliti untuk meluruskan fenomena sesuai sastra dalam bentuk penelitian dengan judul 'Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti Dalam Upacara Metatah'.
Adapun skup bahasan dalam penelitian adalah mengapa Rerajahan Semara Ratih sebagai Penolak Desti digunakan, bagaimana bentuk, apakah fungsi dan makna Rerajahan semara Ratih sebagai Penolak Desti dalam upacara metatah.
Penelitian ini bertujuan untuk mewujudkan pemahaman Teoritis Konprehensif tentang Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti dalam upacara metatah. Dalam pembahasan ditemukan Mengapa Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti digunakan dalam upacara metatah karena sebagai kepercayaan terhadap sastra, tradisi secara turun temurun.
Selain itu juga dipaparkan bentuk Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti dalam upacara metatah yang terdiri dari 3 (tiga) wujud penggambaran yaitu semara ratih, padma, aksara Ah Ang.
Terlbih, penggunaan Rerajahan Semara Ratih sebagai Penolak Desti Dalam upacara metatah. Berikut unsur-unsur dan prinsip seni rupa Dalam Rerajahan Semara Ratih Sebagi Penolak Desti Dalam Upacara Metatah, Fungsi dan makna Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti dalam upacara metatah. (sumber:repo.unhi.ac.id)
Editor: Robby
Reporter: bbn/tim