search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jelang Musim Hujan, Warga Bali Diminta Waspadai Daerah Rawan Longsor
Selasa, 17 Oktober 2023, 10:06 WITA Follow
image

bbn/Jelang Musim Hujan, Warga Bali Diminta Waspadai Daerah Rawan Longsor.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Untuk mengantisipasi menjelang musim hujan pada November 2023, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali meminta masyarakat mewaspadai daerah-daerah rawan bencana longsor.

“Mitigasi yang bisa dilakukan menjelang musim hujan kami imbau kepada masyarakat untuk waspada saat bepergian melewati daerah-daerah yang rawan longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin di Denpasar, Senin (16/10/2023).

Selain itu, berkaca dari musim hujan terdahulu, Rentin mengajak masyarakat untuk membersihkan drainase di lingkungan rumah sebagai upaya mencegah banjir, serta memangkas pohon-pohon perindang yang berpotensi tumbang. 

Sebelumnya diketahui berdasarkan prakiraan musim hujan BBMKG, sebanyak 12 zona diprakirakan mulai turun hujan pada November dasarian II-III, dan delapan zona lainnya turun hujan pada Desember dasarian I-III.

Namun, Rentin menyampaikan bahwa per 10 Oktober 2023 lalu terdapat wilayah yang berpeluang hujan ringan lebih dahulu, yaitu di Jembrana Kecamatan Negara, Jembrana, Mendoyo, dan Pekutatan, di Buleleng Kecamatan Sukasada, di Bangli Kecamatan Tembuku, serta di Karangasem Kecamatan Rendang dan Selat. 

Terpantau sejumlah titik di Kabupaten Buleleng dan Bangli mulai turun hujan, BPBD Bali mensyukuri kondisi ini, lantaran sebelum fokus untuk musim hujan, mereka sedang memprioritaskan penanganan kebakaran dan kekeringan di sejumlah lokasi di tengah musim kemarau.

“Hujan dengan intensitas yang sedang hingga lebat di area yang terjadi kebakaran hutan dan lahan tentunya membantu mengurangi intensitas kebakaran,” ujar Rentin.

Disampaikan olehnya, bulan ini saja sudah ada empat kasus kebakaran yang diduga dipicu oleh kondisi kemarau disertai hembusan angin yang membantu penyebaran api. Yang paling disoroti adalah kebakaran TPA Suwung, Denpasar, yang berlangsung sejak Kamis (12/10/2023) pukul 11.40 WITA lalu, di mana api berhasil menghanguskan lahan yang ditumpuki sampah seluas 4 hektare dan hingga saat ini masih dalam penanganan.

Selain itu, kebakaran juga terjadi di TPA Mandung, Desa Sembung Gede, Tabanan, pada Sabtu (14/10) pukul 03.00 WITA yang diperkirakan membakar area seluas 2,7 hektare. Di Bangli, kebakaran hutan dan lahan sempat terjadi di Taman Wisata Alam Gunung Batur pada Minggu (1/10) dengan luas area terbakar 1,3 hektare.

“Dan karhutla di Karangasem yaitu Kecamatan Rendang pada Selasa (10/10) Wilayah RPH Rendang, lahan terbakar 0,2 hektar dan Kecamatan Kubu di lereng Gunung Agung. Kebakaran hutan di wilayah hutan lindung Gunung Agung dari tanggal 27 September sampai 15 Oktober 2023 luas total 745 Hektar, sumber informasi KPH Bali Timur,” sebut Kalaksa BPBD Bali. (sumber: republika.co.id)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami