Presiden Abbas: Palestina Sedang Menghadapi Genosida
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan saat ini rakyat Palestina, terutama di Gaza, sedang menghadapi agresi barbar dan genosida oleh Israel.
"Kami menghadapi bersama perang agresi barbar dan perang genosida terbuka terhadap rakyat kami di Jalur Gaza dan Tepi Barat," kata Abbas dalam pidato kerasnya yang pertama kali, menandai peringatan 35 tahun Deklarasi Kemerdekaan Palestina di Ramallah, Rabu (15/11).
"Ini adalah perang melawan keberadaan Palestina, melawan identitas nasional Palestina, identitas tanah dan identitas penduduknya," lanjutnya.
Ini merupakan komentar keras Abbas untuk pertama kalinya sejak agresi Israel dimulai 7 Oktober lalu. Dalam pidato ini, ia juga mengutarakan kemarahannya terhadap komunitas global, yang seolah hanya berpangku tangan melihat aksi brutal Israel di Palestina.
Abbas mengatakan para korban tewas di Gaza bakal menjadi "kutukan" bagi Israel dan bagi mereka yang berdiri di belakangnya, maupun mereka yang tetap diam melihat kejahatan di depan mata ini.
"Palestina adalah satu-satunya tanah air kami dan kami tidak akan menerima alternatif, dan jika ada orang yang harus meninggalkan tanah kami, itu adalah penjajah dan hanya penjajah," ucapnya.
Agresi Israel di Gaza hingga kini telah menewaskan lebih dari 11.300 orang, dengan mayoritas anak-anak dan perempuan. Sementara di Tepi Barat, korban tewas mencapai 190 orang.
Jumlah korban di Palestina dalam sebulan agresi ini telah melampaui jumlah korban tewas di Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.
Sebagian besar korban pun merupakan orang tak bersalah yakni anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sampai menyebut Gaza kini menjadi "kuburan anak-anak" dan menyerukan gencatan senjata segera diwujudkan agar tak ada lagi korban sipil yang berjatuhan.
Israel selama ini menolak gencatan senjata karena menilai waktu yang tersedia bakal digunakan Hamas untuk mengumpulkan kembali kekuatan. Israel memberi syarat jika ingin gencatan senjata, semua warga yang disandera Hamas harus dibebaskan.
Amerika Serikat dan negara-negara Barat mendukung keinginan Israel bahwa gencatan senjata tidak bisa dilakukan, dan sebaliknya mendesak diberlakukannya jeda kemanusiaan.
Dewan Keamanan PBB belum juga menyepakati resolusi untuk merespons agresi Israel. Badan yang bertugas menjaga keamanan global itu justru 'sibuk' perang veto menolak segala resolusi yang disodorkan.
Negara-negara Arab juga seolah tak berkutik karena hubungan diplomatik sejumlah negara dengan Israel. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa gabungan antara Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) pada 11 November lalu pun cuma jadi macan kertas karena tidak bisa mengambil sikap yang signifikan, seperti misalnya memberlakukan sanksi ekonomi.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net