search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ratusan Psikiatri Kumpul di Bali Bahas Tren Kasus Bunuh Diri dan Adiksi
Jumat, 10 Mei 2024, 17:26 WITA Follow
image

beritabali/ist/Ratusan Psikiatri Kumpul di Bali Bahas Tren Kasus Bunuh Diri dan Adiksi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tren meningkatnya masalah kesehatan mental di Bali menunjukkan perlu penanganan serius. Tercatat, saat ini jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat yang dilayani di Kota Denpasar sebanyak 1.163 orang.

Bahkan, puncaknya pada tahun 2023 lalu, tercatat kasus bunuh diri terbanyak selama dekade terakhir di Bali dengan 148 kasus. Maka itu, sejumlah psikiatri menggagas perlunya pemahaman masalah kesehatan mental yang lebih komprehensif dan metode pencegahan baru bagi kasus bunuh diri atau suicide dan adiksi.

Atas dasar itulah, Denpasar Psychiatric Symposium 1 digelar pada Jumat (10/5/2024) di Bali Sunset Road Convention Center, Badung. 

Ketua Panitia Psychiatric Symposium 1, Dr. Luh Nyoman Alit Aryani, dr., Sp.KJ., Subsp. Ad. (K) mengatakan seminar psikiatri di bidang suicide dan adiksi ini didasarkan pada kebutuhan meningkatnya kesadaran dan pemahaman terhadap masalah kesehatan mental. 

Seminar ini diikuti 169 peserta yang terdiri para dokter umum, psikiater spesialis dari seluruh Indonesia baik dari Bali sendiri, Nusa Tenggara Timur (NTT) Papua, Kalimantan dan Pulau Jawa. Diharapkan melalui seminar para profesional ini dapat menambah keterampilan dalam menangani kasus bunuh diri dan adiksi.

"Kasus kejadian bunuh diri atau suicide dalam 10 tahun terakhir semakin meningkat dan tidak jarang kasus suicide ini sering berkorelasi dengan adiksi atau penyalahgunaan zat narkotika, psikotropika, dan adiktif lainnya," ujarnya. 

Maka, itu dengan melibatkan para ahli di bidang psikiatri, psikologi, dan rehabilitasi, seminar ini bertujuan untuk menyediakan wawasan mendalam, strategi pencegahan dan intervensi terkini dalam penanganan kasus suicide dan adiksi. 

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJ) Cabang Denpasar dr. I Gusti Rai Putra Wiguna Sp.KJ mengatakan seminar ini juga menjadi sarana untuk mengurangi stigma seputaran isu-isu kesehatan mental, membuka dialog terbuka, dan mendorong kolaborasi antara berbagai pihak termasuk lembaga kesehatan, pemrintah, dan masyarakat umum. 

"Dengan cara ini diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung individu yang mengalami masalah psikiatri, khususnya di bidang pariwisata, suicide, dan adiksi," sebutnya.

Tema yang diangkat terkait pariwisata kesehatan mental, bunuh diri dan adiksi menurutnya adalah isu krusial yang membutuhkan perhatian serius, terutama di daerah pariwisata seperti Bali. Sebagai pusat pariwisata dunia, Bali tidak dapat terlepas dari berbagai tantangan terkait kesehatan mental, seperti kasus bunuh diri dan masalah kecanduan.

"Kita semua menyadari bahwa pariwisata memberikan dampak, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, pariwisata telah memberikan banyak manfaat bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bali. Namun, di sisi lain, terdapat permasalahan yang harus kita hadapi bersama, terutama dalam bidang kesehatan mental," jelasnya. 

Dari 148 kasus bunuh diri tahun 2023 sebagian dilakukan oleh Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal dan berlibur di Bali dan sebagian besar lainnya adalah warga Bali sendiri. Selain itu, masalah kecanduan, baik narkoba maupun alkohol, juga menjadi permasalahan yang semakin mengkhawatirkan di kalangan pekerja pariwisata dan masyarakat sekitar.

Sementara Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Kota Denpasar Alit Wiradana mengatakan beban yang ditimbulkan akibat masalah kesehatan jiwa cukup besar bahkan menimbulkan dampak sosial.

Antara lain meningkatnya angka kekerasan baik di rumah tangga maupun di masyarakat umum, kejadian bunuh diri, penyalahgunaan Napza (Narkotika Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya), masalah dalam perkawinan, pekerjaan, masalah pendidikan. Semua dampak tersebut akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup seseorang. 

Disebutkan profil Kesehatan Kota Denpasar tahun 2023 menunjukkan data kenaikan pelayanan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) setiap tahunnya. Hal ini membutuhkan kesadaran dan perhatian kita bersama. Saat ini saja jumlah ODGJ Berat yang dilayani di Kota Denpasar sebanyak 1.163 orang.

Pemkot Denpasar selama ini berupaya melakukan pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa di Kota Denpasar secara masif dan komprehensif dengan melibatkan seluruh lintas sektor mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami