search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Singapura 'Diserbu' Wabah Tikus, Warga Ketar-Ketir
Rabu, 5 Juni 2024, 09:52 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Singapura 'Diserbu' Wabah Tikus, Warga Ketar-Ketir

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Singapura ketar-ketir dilanda wabah tikus di sebagian besar wilayahnya dalam beberapa hari terakhir.

Seorang warga negara Singapura, Shantel Lim membagikan ceritanya yang menemukan sejumlah tikus yang berulang kali muncul di daerah tempat tinggalnya di Tampines Street.

"Mereka sangat besar dan mengeluarkan suara mencicit yang keras," ungkap Shantel, dikutip Channel News Asia.

Wanita berusia 24 tahun itu pun khawatir terkait virus yang berpotensi dibawa oleh tikus-tikus tersebut jika menggigit anggota tubuhnya.

"Saya harus segera pergi ke rumah sakit, karena (tikus) membawa banyak patogen, virus dan bakteri," ujar Shantel.

"Ini masalah besar di Tampines karena bukan hanya saya yang mengalaminya. Teman saya yang tinggal di dekat situ mengatakan bahwa tikus juga sering terlihat di sekitar bloknya," tambahnya.

Shantel kerap mengunggah berbagai foto tikus mati di media sosial guna melaporkan kasus yang terjadi di wilayah tempat tinggalnya. Terhitung selama 10 hari, terdapat 320 respons dari warganet lain yang melaporkan hal serupa.

Warga wilayah Toa Payoh, Eugenia Tan juga menyampaikan wabah tikus yang terjadi menyerang perkebunannya.

Eugenia kemudian menyadari terdapat 'masalah serangan tikus' yang jumlahnya kian meningkat.

"Ini mungkin masalah yang terlalu besar, terutama karena mereka bereproduksi cukup cepat," ujar Eugenia.

Ayahnya, Martha Lee, pernah menangkap hingga 15 tikus dalam sehari saat berada di taman komunitas dekat Poliklinik Toa Payoh. Martha pun menyatakan hingga kini telah menangkap lebih dari 80 tikus.

Respons pemerintah

Melihat kejadian meresahkan itu, Dewan Kota Tampines memutuskan untuk melakukan pemantauan wabah tikus. Mereka juga bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) guna mencari pangkal perkara masalah ini.

"Kami juga mengambil pendekatan holistik, meminta kerja sama dari gerai makanan, operator supermarket, anggota masyarakat, dan pihak berwenang yang mengelola lokasi konstruksi untuk proyek infrastruktur guna menjaga kebersihan kawasan dan ruang publik kami," ungkap Dewan Kota Tampines.

"Untuk mengatasi masalah tikus secara efektif, harus ada upaya yang konsisten dari semua pihak," tambahnya.

Selain itu, Dewan Kota Bishan-Toa Payoh (BTPTC) menggunakan layanan pengendali hama profesional untuk membasmi tikus-tikus yang berkeliaran. Mereka pun mengklaim pemusnahan tikus telah ditingkatkan sejak Januari lalu.

"Di tempat-tempat di mana liang hewan pengerat terus-menerus terdeteksi, perawatan di lapangan dilakukan hampir setiap hari, dan operasi pemusnahan dilakukan setidaknya setiap dua minggu sekali," ungkap ketua BTPTC Chong Kee Hiong.

Pihak dewan kota juga telah melakukan upaya lain seperti inspeksi ke berbagai kedai kopi hingga pusat jajanan terdekat. Hal itu dilakukan guna melihat sarang kembang biak tikus-tikus tersebut.

Hingga kini, NEA masih terus melakukan berbagai cara untuk membasmi hama tersebut. Sebab, tikus-tikus yang kini menyebar hampir ke seluruh wilayah Singapura itu telah meningkat dari tahun sebelumnya.

Menurut laporan, sekitar 4.300 lubang tikus terdeteksi di berbagai area publik pada 2020. Sedangkan pada 2020 ditemukan 3.900 sarang tikus. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami