search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
NGO dan Komunitas Gelar Festival Rumuskan Peta Jalan Air Bali
Senin, 22 Juli 2024, 21:49 WITA Follow
image

beritabali/ist/NGO dan Komunitas Gelar Festival Rumuskan Peta Jalan Air Bali

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Merespons krisis air dan berbagai persoalan lingkungan kian mengkhawatirkan Bali sebagai salah satu pulau kecil, kolaborasi beberapa LSM atau non goverment organizations (NGO) dan komunitas akan kembali menghadirkan inisiatif “Apa Kabar Kita”. 

Tahun 2024 ini, inisiatif ini hadir dengan judul “Apa Kabar Kita 2 Festival Air Bali”. Tema krisis air dan lingkungan menjadi tema fokus dalam seluruh rangkaian acara yang akan digelar, Selasa, 30 Juli 2024, di Taman Inspirasi Muntig Siokan, Desa Adat Intaran, Sanur Kauh, Denpasar Selatan. 

Acara didesain sebagai sebuah festival ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi multi-perspektif guna mencari solusi terhadap krisis air dan masalah lingkungan lain di Bali. Salah satu hasil konkret yang diharapkan dapat lahir dari kolaborasi tersebut adalah rancangan awal Peta Jalan Air Bali.

Bali adalah surga yang kini sedang terancam. Sebagai salah satu destinasi wisata paling dikenal di dunia, Bali menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sumber daya air. 

Pertumbuhan pariwisata yang pesat, urbanisasi, dan krisis iklim telah memberikan tekanan besar pada sumber daya air yang tersedia. Lonjakan permintaan air baik untuk kebutuhan domestik maupun komersial semakin memperparah krisis ini. 

Kendati pembangunan Bali yang berlangsung begitu pesat dan massif hari ini memberikan dampak positif bagi perekonomian, namun pada saat bersamaan itu juga memicu rupa-rupa masalah, termasuk kelangkaan dan penurunan kualitas air bersih. 

Dalam kerumitan itu, skema tata kelola air Bali yang berkelanjutan dan partisipatif belum hadir untuk jadi jalan keluar.

Executive Director Yayasan IDEP Selaras Alam, Muchamad Awal, Senin (22/7/2024) di Denpasar menyampaikan laporan dari Walhi Bali menunjukkan bahwa, penggunaan air di Bali telah melebihi kapasitas siklus hidrologi, sementara intrusi air laut telah terjadi di beberapa daerah wisata utama seperti, Sanur dan Kuta. 

Di daerah Kerobokan dan Uma Alas, terdapat lebih dari 1.000 villa yang semuanya memiliki kolam renang, mengindikasikan adanya lebih dari 1.000 sumur bor, 

Di Denpasar, terdapat 1.088 sumur bor berizin dengan volume pengambilan air tanah sekitar 4.183.452 m3 pada November 2010. Jika ditambahkan dengan pengambilan air oleh PDAM Denpasar, maka total eksplorasi air tanah mencapai sekitar 59.602.326 m3 per tahun. Sementara itu, penurunan muka air tanah di Cekungan Air Tanah Denpasar-Tabanan tercatat sebesar 1,4 - 29,2 meter dalam kurun waktu 1985 - 2004. 

"Kondisi ini diperparah oleh distribusi air yang tidak merata dan kecenderungan privatisasi air yang menciptakan ketidakadilan dalam akses air bersih antara masyarakat lokal dan industri pariwisata. Akibatnya, terjadi konflik antara kepentingan bisnis dan kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih," paparnya.

Mei lalu, Bali menjadi tuan rumah kegiatan World Water Forum (WWF) dihadiri 9.477 delegasi dari 104 negara. Forum ini membahas masalah krisis air yang juga mulai dialami oleh dunia. 

Namun, temuan dari riset yang dilakukan oleh Ni Gusti Putu Dinda Mahadewi, Ni Luh Fenny Sulistya Murty, dan Ufiya Amirah mengungkapkan ketidakadilan yang terjadi terkait pasokan air selama forum internasional ini berlangsung.

Riset tersebut menunjukkan bahwa daerah Nusa Dua, lokasi di mana forum tersebut dilaksanakan, tidak mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih. 

"Kondisi ini sangat kontras dengan daerah Kuta Selatan yang berada tidak jauh dari Nusa Dua," cetusnya.

Masyarakat di Kuta Selatan menghadapi masalah serius terkait kelangkaan air bersih selama periode yang sama. 

"Hingga hari ini, pascaforum tersebut, belum ada langkah konkret diambil dalam menghadapi krisis air, terutama di Bali," ucapnya.

Sejak 2012, Yayasan IDEP Selaras Alam (IDEP) melalui program Bali Water Protection (BWP) berupaya mencegah krisis air di Bali. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami