Dua Kali Temuan Pabrik Narkoba di Bali, Jadi Sasaran Jaringan Internasional
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol. Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si menegaskan bahwa Bali sebagai daerah destinasi pariwisata masih berpotensi dijadikan pasar narkoba oleh para sindikat narkoba internasional.
Hal itu ditegaskanya saat menghadiri langsung pengungkapan Clandestine Laboratory atau pabrik narkoba di Jalan Keliki Kawan, Payangan, Gianyar, Bali pada Selasa 23 Juli 2024.
Komjen Martinus didampingi sejumlah pejabat tinggi BNN RI yakni Deputi Pemberantasan Narkotika BNN RI Irjen Pol. I Wayan Sugiri, S.H., S.I.K., M.Si, Direktur Psikotropika dan Prekursor Deputi Bidang Pemberantasan, Brigjen Pol. Aldrin Marihot Pandapotan Hutabarat, S.H., M.Si, dan Direktur Interdiksi Narkotika Dirjen Bea Cukai R. Syarif Hidayat.
Dalam sambutannya, Komjen Martinus mengatakan dengan terungkapnya Clandestine Laboratory di Payangan, Gianyar, Bali, membuktikan bahwa penegak hukum tidak akan pernah diam untuk melakukan deteksi terhadap para warga negara asing yang mencoba-coba membawa “gagasan kejahatan” ke Indonesia.
Diakuinya, kasus pengungkapan pabrik gelap narkotika ini adalah yang unik dan pertama kali ditemukan di Indonesia. jika biasanya jajaran BNN atau Polri menemukan kasus pabrik narkoba jenis sabu, ekstasi, atau pcc, tapi saat ini BNN menemukan kasus narkotika jenis DMT atau dimethyltryptamine.
"DMT adalah salah satu narkotika golongan satu yang memiliki efek sebagai penenang, halusinogen, atau penghilang rasa sakit. produk narkotika ini bahan utamanya adalah zat yang ada pada tanaman ayahuasca dan dapat juga diproduksi secara sintetik dengan proses yang cukup panjang," terangnya.
Dibeberkanya, produksi narkotika ilegal yang ditemukan saat ini adalah contoh pembuatan DMT yang diperoleh dari bahan-bahan sintetik. Apalagi dengan keahlian yang dimiliki pelaku (DAS) sebagai lulusan sarjana kimia dari salah satu universitas di Dubai, pelaku yang berkewarganegaraan Filipina ini mampu mengolah bahan-bahan kimia sehingga menjadi DMT.
"Pelaku telah berhasil memproses bahan kimia l-tryptophan menjadi triptamine, lalu menjadi clean triptamine, dan berakhir menjadi DMT. Pelaku mengakui jika dmt yang diproduksinya lebih bagus kualitasnya jika dibandingkan dengan formula dmt yang ada pada buku panduan miliknya," sebut Komjen Martinus.
Dibeberkannya, pada Bulan Mei lalu di Canggu, Badung, telah diungkap pabrik narkoba jenis sabu yang diproduksi oleh jaringan Ukraina – Rusia. Dan, sekarang ini BNN mengungkap clandestine laboratory narkoba golongan 1 jenis DMT di Payangan, Gianyar, Bali.
Temuan-temuan kasus ini tidak boleh dianggap sebagai gejala biasa, tapi ini adalah alarm atau peringatan bahaya bahwa Bali dan bisa jadi wilayah indonesia lainnya merupakan sasaran tempat produksi gelap narkoba yang dianggap aman bagi jaringan narkoba internasional.
"Pengungkapan kasus ini juga menunjukkan jika jaringan narkoba internasional bukan saja mengirim narkoba dari luar negeri, tetapi mereka telah masuk dan menyerang dari jantung pertahanan kita terutama di sentra-sentra pariwisata," ujarnya.
Komjen Martinus kembali mengatakan bahwa pengungkapan kasus pabrik narkoba ini menunjukkan bahwa Bali sebagai daerah pariwisata dikenal di dunia masih dianggap prospektif sebagai area pasar narkoba jenis apapun. Bukan hanya sabu, ekstasi dan ganja, namun bali adalah pasar heroin, kokain, dan ke depan bisa saja menjadi pasar narkotika DMT.
"Sebagaimana pengakuan pelaku bersama-sama dengan pemodalnya yang masih menjadi buronan, bahwa narkotika dmt ini rencananya akan dilarutkan dengan blue lotus. Kami memprediksikan bahwa larutan dmt dan blue lotus tersebut akan diperjualbelikan di Bali," sebutnya lagi.
Sindikat narkotika, ungkap jenderal bintang 3 di pundak ini akan selalu mencari celah produksi dan distribusinya. Dengan modalitas keahlian produksi narkotika dan dukungan finansial, mereka mampu menjalankan bisnis gelap narkotika di manapun berada.
Pelaku yang memiliki kemampuan sebagai koki atau ahli kimia adalah pemain kunci atau aktor sentral dalam jaringan peredaran gelap narkotika. Aktor sentral lainnya adalah pemodal itu sendiri. Oleh karena itu, BNN sangat serius mengungkap para aktor kunci dalam jaringan narkotika tersebut.
"Meskipun sindikat narkoba ini kuat dan selalu mencari celah untuk mengedarkan narkoba di Indonesia, namun kita tidak berputus asa. Saya masih sangat percaya bahwa daya dukung bangsa indonesia masih lebih kuat dan lebih besar daripada kekuatan para penjahat narkoba. Hari ini telah kita buktikan bersama bahwa berbagai elemen bangsa masih memiliki kepedulian dan komitmen tinggi dalam melawan kejahatan narkoba demi menjaga keselamatan bangsa dan negara," tandasnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/spy