Pria asal Karangasem Tewas dengan Luka di Leher, Polisi Dalami Dugaan Pembunuhan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
I Nyoman Widhiasa (42) dinyatakan tewas oleh tim medis Rumah Sakit Surya Husada, Denpasar, pada Minggu 21 Juli 2024 dini hari. Pria asal Banjar Dinas Munti Gunung, Kecamatan Kubu, Karangasem ini tewas dalam kondisi luka jeratan di leher.
Sebelumnya, korban sempat bertengkar dengan perempuan bernama, Sugiyati (36) di Jalan Pulau Galang nomor 28, Pemogan, Denpasar Selatan.
Menurut Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi, terungkapnya kematian korban awalnya diketahui oleh keluarganya, I Mertayasa. Ia dihubungi oleh saksi Dek Jung selaku teman dari adiknya, pelapor terkait kematian korban.
Menerima kabar duka itu, Nyoman Mertayasa menghubungi adiknya I Gede Darmawan untuk segera datang ke RS Surya Husada dan mengurus kepulangan jenazah ke kampung halaman.
Nah, pada saat jenazah tiba di rumah duka di Munti Gunung, Tianyar, Karangasem sekitar pukul 10.00 WITA pelapor membuka petinya jenazah. Pada saat itu pelapor melihat ada yang janggal pada leher korban.
"Pelapor merasa curiga ada bekas jeratan dan cekikan pada leher korban. Pihak keluarga menduga korban dibunuh, dan melaporkanya ke Polresta Denpasar, pada Senin 22 Juli 2024," terang AKP Sukadi.
Setelah dilakukan penyelidikan, Satuan Reskrim Polresta Denpasar menetapkan Sugiyati sebagai tersangka dan langsung ditahan. Dia ditahan karena kasus penganiayaan terhadap korban.
"S (Sugiyati) sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait dugaan penganiayaan. Untuk dugaan pembunuhan seperti yang dilaporkan oleh pihak keluarga korban masih didalami," beber AKP Sukadi.
Dijelaskannya, tersangka Sugiyati dijadikan tersangka atas pengakuanya sendiri. Di mana, tersangka mengaku dirinya sempat cekcok dengan korban. Bahkan ia sempat menampar wajah korban. Tersangka juga sempat menarik paksa kalung rantai di leher korban hingga alami luka-luka.
Saat percekcokan terjadi, kata AKP Sukadi, korban dalam kondisi mabuk hingga mudah ditempeleng dan ditarik kalung rantainya oleh korban.
"Untuk mencari kebenaran apakah korban meninggal karena dibunuh atau ada penyebab lain, pihak kepolisian masih menunggu hasil autopsi jenazah di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar," ujar AKP Sukadi.
Versi di lapangan menyebutkan, antara korban dan tersangka sudah menjalani hubungan kurang lebih 14 tahun lamanya. Percekcokan pasangan selingkuh itu diduga karena cemburu buta. Tersangka mendapati ada pesan mesra seorang perempuan di HP whatsapp korban. Sehingga tersangka marah dan mengamuk menampar dan menarik rantai kalung di leher korban.
Saat tersangka menarik paksa rantai kalung, korban berontak dan menendang. Namun karena takut diamuk korban, pria asal Karangasem ini kabur ke kamar dan mengunci kamar.
"Korban sempat mengatakan akan bunuh diri. Ancaman bunuh diri itu sudah beberapa kali dilontarkan sebelumnya," ujar sumber.
Beberapa saat sembunyi di kamar, tersangka tidak mendengar suara korban. Barulah tersangka menyalakan lampu, dan terkejut melihat korban sudah gantung diri menggunakan kain gorden dan wajahnya membiru dan lehernya terlilit rantai kalung.
Melihat pemandangan itu, tersangka lantas memotong kain gorden, lalu memanggil tetangga sekitar. Selanjutnya, jasad korban dilarikan ke RS Surya Husada untuk mendapatkan pertolongan medis.
Peristiwa kematian korban hanya diketahui beberapa orang tetangga saja. Kejadian itu baru heboh sekitar pukul 08.00 WITA. Itu pun diketahui karena banyak polisi yang datang ke TKP. Informasi lainnya, para tetangga tidak mengenal pasangan ini secara detail. Mereka hanya mengetahui keduanya adalah suami istri dan tidak punya anak.
Editor: Robby
Reporter: bbn/spy