search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sekretariat KSPI Simpul Bali Diresmikan, Isu Kesehatan Jiwa Agar Jadi Perhatian Jelang Pilkada
Sabtu, 31 Agustus 2024, 23:08 WITA Follow
image

beritabali/ist/Sekretariat KSPI Simpul Bali Diresmikan, Isu Kesehatan Jiwa Agar Jadi Perhatian Jelang Pilkada.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sekretariat Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Simpul Bali yang beralamat di Jalan Pertulaka Timur No. 15, Banjar Peninjoan, Peguyangan Kangin, Denpasar Utara diresmikan pada 13 Agustus 2024 lalu. 

Acara ini dihadiri oleh penyintas skizofrenia, keluarga dan caregiver, profesional kesehatan jiwa, serta perwakilan dari berbagai komunitas kesehatan jiwa dan lembaga pemerintah, termasuk Inkrebilitas, Graha Nawasena, Yayasan Bali Bersama Bisa, Komunitas Bipolar Bali, wakil dari Prebekel Desa Peguyangan Kangin, serta pemegang program jiwa dari Puskesmas Denut 3 dan Dentim 2. Masyarakat setempat juga turut hadir dalam acara yang berlangsung pada pukul 16.30 WITA ini.

KPSI Simpul Bali, yang telah terbentuk sejak tahun 2015, merupakan bagian dari KPSI nasional yang berpusat di Jakarta. Organisasi ini diketuai oleh Bagus Utomo, seorang caregiver yang memiliki pengalaman mendalam dalam mendampingi penyintas skizofrenia. 

KPSI Simpul Bali telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan dukungan bagi orang dengan skizofrenia (ODS) di Bali, salah satunya melalui inisiatif pembentukan Rumah Berdaya, sebuah pusat rehabilitasi psikososial di Denpasar Selatan yang kini dikelola oleh Dinas Sosial Kota Denpasar.

Pembukaan sekretariat baru ini menandai langkah maju KPSI Simpul Bali dalam memperluas dukungan dan layanan bagi ODS di wilayah Denpasar Utara. Menurut Ketua KPSI Simpul Bali, Dr. Yohanes K. Herdiyanto, S.Psi., M.Si., sekretariat ini nantinya akan berfungsi sebagai pusat rehabilitasi psikososial yang dikelola secara mandiri oleh KPSI Simpul Bali. 

"Lokasi sekretariat ini dipilih dengan pertimbangan strategis, yakni berada di antara dua puskesmas yang menangani jumlah ODS terbanyak di Denpasar, yaitu Puskesmas Denpasar Utara 3 dengan 250 ODS dan Puskesmas Denpasar Timur 2 dengan 120 ODS," ujar Dr. Yohanes.

Sekretariat KPSI Simpul Bali tidak hanya akan menjadi pusat rehabilitasi, tetapi juga pusat edukasi dan advokasi anti stigma skizofrenia di seluruh Bali. Dr. Yohanes menambahkan bahwa meskipun bangunan sekretariat ini belum sepenuhnya selesai, pihaknya berharap fasilitas ini sudah dapat mulai digunakan. 

"Kami berharap dukungan dari masyarakat untuk menyelesaikan pembangunan ini sehingga semua fasilitas yang dibutuhkan dapat segera tersedia," katanya.

Nyoman Sudiasa, Sekretaris KPSI Simpul Bali yang juga seorang penyintas skizofrenia, menekankan pentingnya peran KPSI sebagai komunitas konsumen skizofrenia. 

"Kami ingin berperan aktif sebagai subjek yang juga memberikan masukan bagi kebijakan kesehatan jiwa yang dijalankan pemerintah," kata Nyoman. 

Ia menegaskan bahwa pengalaman penyintas harus didengarkan dan menjadi bagian dari upaya perbaikan sistem kesehatan jiwa di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ, salah satu pegiat KPSI Simpul Bali, menyampaikan harapannya agar isu kesehatan jiwa mendapat perhatian lebih dalam menjelang Pilkada serentak mendatang. 

"Bali masih memiliki angka gangguan jiwa berat yang tinggi, dan kita harus ingat bahwa Bali juga merupakan provinsi dengan angka bunuh diri tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu, program kesehatan jiwa harus menjadi prioritas dalam kebijakan pemerintah," ungkapnya.

Pembukaan sekretariat KPSI Simpul Bali ini menjadi tonggak penting dalam upaya memberikan dukungan yang lebih baik bagi ODS di Bali. Selain itu, ini juga merupakan wujud nyata dari komitmen KPSI untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup penyintas skizofrenia melalui rehabilitasi psikososial, edukasi, dan advokasi.

Dengan semangat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, KPSI Simpul Bali berharap dapat terus memperluas jangkauannya dalam membantu ODS dan keluarga mereka, serta mengurangi stigma yang masih melekat di masyarakat. 

"Kami optimis bahwa dengan adanya sekretariat ini, kami dapat memberikan layanan yang lebih baik dan lebih menyeluruh bagi mereka yang membutuhkan," tutup Dr. Yohanes.

Editor: Robby

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami