search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Inovasi Telerobotic Jadi Topik Kongres Asosiasi Urologi Asia 2024 di Bali
Kamis, 5 September 2024, 23:51 WITA Follow
image

beritabali/ist/Inovasi Telerobotic Jadi Topik Kongres Asosiasi Urologi Asia 2024 di Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Kongres Urological Association of Asia (UAA) berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) berlangsung mulai Kamis (5/9/2024), dan dihadiri sekitar 3.000 ahli urologi dari 60 negara (terutama Asia). 

Kegiatan ini akan berlangsung dari hari ini (5/9) hingga 8 September 2024. UAA dan Indonesian Urological Association (InaUA) bertindak sebagai tuan rumah kongres yang tahun ini mengangkat tema “Integrating Urological Frontiers: Transformative Innovation Meets Global Collaboration”. 

Kongres ini akan membahas beberapa materi seperti uro-onkologi, androurologi, urologi rekonstruksi, endourologi, neurourologi, urologi pediatrik, dan urologi wanita. Selain itu, salah satu yang menjadi highlight-nya adalah pemaparan kemajuan teknologi bedah robotik yang paling mutakhir yaitu operasi telerobotic (telerobotic surgery).

Dalam kongres hari ini juga dilaksanakan kembali secara langsung bedah telerobotik dari RS I. G. N. G Ngoerah ke RS Unud oleh tim ahli urologi robotik yang kali ini dipimpin oleh Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K-Onk), FICRS, PhD. Prof. Rizal bersama dengan tim console di RS Unud, yaitu: dr. Pande Made Wisnu Tirtayasa, SpU(K), PhD; Dr. dr. Ida Bagus Putra Pramana, SpU; Dr. dr. Kurnia Penta Seputra, SpU(K); dan Dr. dr. Ahmad Zulfan Hendri, SpU(K). Pasien berada di RS I. G. N. G. Ngoerah, dan dokter yang bertugas untuk patient chart yaitu: dr. I Wayan Yudiana, SpU(K); dr. Fakhri Rahman Taher, SpU(K); dr. Edi Wibowo, SpU; Dr. dr. Kadek Budi Santosa, SpU(K); dr. Nyoman Gede Prayudi, SpU; dr. Rheza Maulana, SpU; dan dr. Ario Baskoro, BMed Sc. Serta dokter anestesi yang bertugas yaitu dr. I Gst Ayu Eka Para Santi Sidemen, Sp.An-TI.

Operasi kali ini dapat dikatakan cukup sulit, yaitu pada pasien pria usia 58 tahun dengan kasus kanker prostat. Ini menjadi bukti bahwa operasi telerobotik menjadi inovasi yang mambawa harapan baru pada pemerataan kualitas rumah sakit, khususnya bagi Indonesia. Saat ini, para ahli tengah mengembangkan teknologi tersebut agar segera bisa diaplikasikan secara luas di Indonesia.

dr. I Wayan Sudana, M.Kes, Direktur Utama RS I. G. N. G. Ngoerah juga menyatakan, setelah sukses melakukan operasi telerobotik sejauh 1.200 km pada pasien RSCM melalui kendali konsol di RS Ngoerah pada tanggal 30 Agustus 2024, Urologi Indonesia kemudian juga telah melakukan uji coba Radical Prostatectomy Robotic di RS Ngoerah tanggal 02 September 2024. 

"Operasi yang berlangsung selama kurang lebih 5 (lima) jam dilakukan secara robotik yang memiliki keunggulan lebih presisi dengan luka sayatan kecil sehingga mengurangi banyak kehilangan darah, serta prosedur operasi dan pemulihan yang lebih cepat,” ungkapnya.

Dalam rangkaian Kongres Urological Association of Asia (UAA) kali ini Urologi Indonesia kembali melakukan Telerobotic Surgery yang kedua di Indonesia melibatkan pasien RS Ngoerah dengan kendali konsol di RS Unud. Berkaitan dengan hal ini, dr. I Wayan Sudana, M.Kes menyampaikan, sebagaimana telah disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI bahwa saat ini metode pembedahan jarak jauh menjadi salah satu fokus pengembangan teknologi kesehatan di Indonesia. 

"Kami sangat bangga telah terlibat dalam melakukan setidaknya dua kali operasi telerobotik yang dijalankan secara mandiri, yaitu antara RS Ngoerah dengan RSCM Jakarta pada 30 agustus lalu, dan yang saat ini yaitu antara RS Unud dengan RS Ngoerah. Kami yakin keduanya berjalan dengan sukses dan hasilnya sangat baik," jelasnya. 

Momentum ini menjadi sebuah kebanggaan bagi kami, dan menjadi harapan besar bagi kemajuan teknologi kesehatan di Indonesia, utamanya kami di RS Ngoerah sebagai RS Rujukan Bali Nusra yang banyak melayani pasien dari daerah terpencil.

“Sebagai bagian dari komitmen kami, RS Ngoerah selalu mendukung upaya pengadaan teknologi kesehatan, termasuk operasi telerobotik ini. Kami akan selalu terbuka dan beradaptasi dengan teknologi inovatif di bidang kesehatan. Hal ini merupakan salah satu perwujudan usaha kami untuk menjadi rumah sakit yang mengampu ke Indonesia Timur, khususnya bagi kasus-kasus uronefrologi,” kata dr. Sudana.

Prof. Dr. dr. Dewa Putu Gede Purwa Samatra, SpN(K), Direktur RSPTN Universitas Udayana mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. Dalam hal ini, kami sangat mendukung adanya pengadaan teknologi terbaru yaitu operasi telerobotik. 

Inovasi ini adalah bentuk konkrit kemajuan dunia kedokteran di Indonesia agar mampu meningkatkan dan mempercepat kesembuhan pasien. Kami tentu berharap teknologi ini bisa segera diaplikasikan secara luas di seluruh Indonesia agar pemerataan kesehatan terlaksana, serta mampu meningkatkan kualitas hidup pasien.

Operasi telerobotik sendiri merupakan sebuah metode bedah jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi robotik dan jaringan nirkabel, yang akan memungkinkan dokter bedah untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time. Teknologi operasi telerobotik ini ke depannya akan bisa digunakan untuk lebih banyak jenis pembedahan, tidak hanya kasus urologi, tetapi juga bedah digestif, bedah toraks kardiovaskular (BTKV), obgyn, dan lain-lain.

Pada kesempatan yang sama, Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K-Onk), FICRS, PhD, Ketua Ilmiah Kongres UAA 2024 dan Ketua Robomedisia (Perkumpulan Robotik Medik Indonesia) menjelaskan, “Indonesia sendiri sudah mampu menjalankan operasi robotik untuk kasus yang kompleks seperti prostatektomi radikal. 

Selain itu, bedah robotik juga dapat digunakan untuk laparoskopi nefrektomi radikal. Di bidang urologi saja, sejauh ini sudah ada 26 operasi yang dijalankan secara robotik (2 di antaranya adalah telerobotik). Kasus robotik yang sudah ditangani di Indonesia sudah sejumlah ratusan di berbagai bidang seperti urologi, kardiovaskular, ginekologi, bedah digestif, dan bedah saraf. 

"Hal ini menunjukkan bahwa SDM Indonesia memiliki kemampuan untuk menjalankan prosedur robotik. Hanya saja, untuk mengembangkan operasi ini menjadi jarak jauh (menjadi operasi telerobotik), perlu didukung dengan dukungan pengadaan jaringan internet yang stabil, di mana syarat utama dari operasi telerobotik adalah latency time kurang dari 150 mS, kecepatan internet diatas 50mbps dan jitter < 10 mS,” jelas dr. Prof. Rizal.

Secara teknis, pada operasi telerobotik terdapat dua komponen utama, yaitu robotic arm (lengan robot) dan surgeon’s console, yaitu alat pusat kendali yang akan dioperasikan secara langsung oleh dokter bedah. Di pusat kendali tersebut terdapat layar untuk melihat bidang bedahnya secara 3D. Dua komponen ini dihubungkan oleh kabel fiber optik. Dengan penggunaan jaringan yang baik dan cepat (internet 5G), perintah dari console dapat dikerjakan oleh lengan robot di waktu yang hampir bersamaan meskipun jaraknya terlampau sangat jauh.

“Operasi telerobotik ini tentu akan membawa keuntungan bagi dokter maupun pasien. Beberapa keuntungannya diantaranya adalah mampu menjangkau wilayah-wilayah terpelosok sehingga ke depannya akan ada pemerataan kualitas pelayanan RS. Operasi dengan robotik maupun telerobotic ini juga memiliki keunggulan utama yaitu meningkatkan akurasi bedah dan meminimalisir rasa sakit, sehingga outcome yang diharapkan pun lebih baik. Teknologi telerobotik kemudian juga mampu membantu mengurangi infeksi atau penularan virus yang bisa terjadi jika pasien berpindah-pindah ke rumah sakit lain,” jelas Prof. Rizal. 

Selain itu, tambahnya, karena masalah geografis secara otomatis akan teratasi, hal ini akan membantu mengeliminasi perjalanan jarak jauh apalagi bagi pasien yang sudah terminal. Ditambah lagi, teknik ini memungkinkan kolaborasi dokter dari berbagai spesialistik secara sekaligus. Sehingga ke depannya, teknologi ini akan mampu meningkatkan pelayanan bagi pasien penyakit Urologi di wilayah Asia, khususnya di Indonesia.

Editor: Robby

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami