Pemkot Medan Buka Suara Soal Jembatan Taman Candika Ambruk
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Jembatan penyeberangan di Taman Cadika di Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara ambruk pada Minggu (13/10). Akibatnya puluhan orang yang tengah berada di atas jembatan tersebut tercebur ke dalam danau.
Pemkot Medan pun buka suara atas ambruknya jembatan yang berada di taman tersebut.
Pj Sekda Kota Medan Topan Ginting menyampaikan permintaan maaf atas insiden robohnya jembatan di Taman Cadika. Topan sendiri sudah mengecek langsung untuk melihat dari dekat jembatan yang roboh itu.
"Kami minta maaf atas insiden ini kami minta Dinas Pemuda dan Olahraga untuk menutup jembatan ini, untuk sementara tidak digunakan terlebih dahulu," katanya, Minggu (13/10).
Pada Minggu malam itu juga, kata Topan, pihaknya menutup jalan ke taman itu dengan garis pengaman atau yellow line di kedua sisi jembatan.
Dia memastikan tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pengunjung yang jatuh ke danau, katanya, langsung dievakuasi menggunakan perahu karet yang di lokasi saat itu juga.
"Dilaporkan tidak ada korban jiwa dan luka pascakejadian tersebut dan sesaat setelah kejadian tim perahu karet pandawa yang selalu standby di lokasi danau langsung melakukan penyelamatan terhadap korban-korban yang terjatuh ke air sehingga semuanya dapat diselamatkan," jelasnya.
Dugaan kelebihan kapasitas
Dalam keterangan sebelumnya, Topan mengatakan diduga jembatan Taman Cadika itu ambruk karena kelebihan kapasitas orang di atasnya. Hal itu diduga pihaknya setelah meninjau jembatan ambruk. Tampak Pondasi ikatan jembatan disebut terangkat dan membuat tiang pengikat sling patah.
"Di lokasi jelas terlihat pondasi ikatan sling jembatan terangkat dan besi dan tiang pengikat sling patah dan lepas dari ikatannya," kata Topan dalam keterangannya, Minggu.
Berdasarkan analisa sementara, hal itu terjadi karena jembatan kelebihan beban. Jembatan itu disebut memiliki kapasitas beban 20 orang.
"Dari kondisi ini dapat dianalisa bahwa ini telah terjadi kelebihan beban (over kapasitas) pada jembatan sehingga menyebabkan gagalnya jembatan menahan beban karena melebihi beban maksimal. Kondisi ini disebabkan jumlah orang yang berada di atas jembatan dalam waktu yang sama melebihi kapasitas maksimal yakni 20 orang," ucap Topan.
Dari kesaksian masyarakat, kata Topan, terdapat 50-80 orang di jembatan saat kejadian. Bukan hanya melintas, ada juga beberapa orang yang lompat-lompat di atas jembatan.
"Didapatkan informasi bahwa saat itu secara bersamaan ada sekitar lebih dari 50-80 orang yang berada di atas jembatan, dan saat itu ada juga sekelompok anak muda yang melakukan gerakan lompat-lompat di atas jembatan sehingga menyebabkan jembatan goyang dan akhirnya ambruk," ujarnya.
Sebelumnya, dalam rekaman video yang viral di media sosial tampak puluhan orang tercebur ke danau setelah jembatan tersebut ambruk. Beberapa di antaranya berpegangan di besi jembatan tersebut.
Pengunjung yang berada di atas jembatan itu berteriak minta tolong. Mayoritas yang berada di atas jembatan itu merupakan anak-anak dan lanjut usia.
Petugas berusaha menolong pengunjung yang tercebur menggunakan perahu karet. Sementara itu puluhan pengunjung lainnya berusaha mengabadikan kejadian itu menggunakan kamera ponsel mereka.
Taman Candika yang baru saja direvitalisasi itu kerap ramai dikunjungi masyarakat untuk berwisata terutama saat akhir pekan. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net