Biden Beri Ukraina Ranjau Darat Untuk Perang Lawan Rusia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden bakal mengirimkan Ukraina ranjau anti-manusia untuk melawan pasukan Rusia dalam perang di Kyiv.
Seorang pejabat AS mengatakan pada Selasa (19/11) bahwa Biden telah memutuskan untuk memberikan Ukraina ranjau darat antipersonel guna menopang pertahanan Kyiv atas serangan Rusia.
Dia berujar keputusan Biden tersebut diambil setelah sang Presiden memastikan bahwa Ukraina hanya akan menggunakan ranjau itu di wilayahnya sendiri serta bukan di daerah berpenduduk.
Ranjau yang akan diberikan sendiri dikenal sebagai "ranjau non-persisten". Ranjau darat ini tak lagi aktif setelah jangka waktu tertentu ketika daya baterainya habis.
Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Kementerian Pertahanan Ukraina, serta Kementerian Pertahanan Rusia sejauh ini belum memberikan komentar, demikian dilansir dari Reuters.
Dilansir dari AFP, Biden belakangan menggencarkan dukungannya terhadap Ukraina yang saat ini dalam masa kritis atas perangnya dengan Rusia.
Pasukan Ukraina mulai terdesak setelah pasukan Rusia mendapat bala bantuan dari pasukan Korea Utara untuk merebut kembali wilayah Kursk, wilayah barat Rusia yang sebagian telah direbut Ukraina.
Pasukan Ukraina juga belakangan kewalahan menghalau serangan Rusia yang menargetkan kota-kota di timur Ukraina, yang diduga untuk melumpuhkan jaringan listrik dan menjadikan suhu beku sebagai senjata di musim dingin.
Pada Minggu (17/11), Biden pun memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh dalam serangannya ke wilayah Rusia.
Rusia sejak awal telah memperingatkan bahwa penggunaan rudal jarak jauh buatan negara-negara Barat ke teritorinya menandakan perang terbuka antara Rusia dan NATO.
AS pun tak pernah mengizinkan Ukraina menggunakan senjata itu untuk menyerang wilayah Rusia. AS hanya membolehkan Ukraina menggunakan rudal jenis tersebut di wilayah kedaulatannya, termasuk Semenanjung Crimea yang kini diduduki Kremlin.
Merespons pemberian izin ini, Presiden Rusia Vladimir Putin langsung meneken dekrit terkait pembaruan penggunaan nuklir yang memungkinkan Moskow menyerang Amerika Serikat dengan senjata nuklir.
Pada Selasa (19/11), Ukraina lantas dikabarkan untuk pertama kalinya menyerang Rusia menggunakan rudal jarak jauh buatan AS, ATACMS. Sumber informasi di Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan kepada kantor berita Ukraina, RBC, bahwa militer Kyiv telah menembakkan sejumlah peluru kendali tersebut ke fasilitas militer Rusia di wilayah Bryansk.
Rusia telah mengonfirmasi serangan ini melalui pernyataan Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada hari yang sama. Kemhan Rusia menyebut pasukan Ukraina telah "menyerang sebuah fasilitas di wilayah Bryansk" menggunakan enam rudal balistik ATACMS buatan AS.
Rusia pun bersumpah akan membalas Ukraina atas serangan tersebut dengan menganggap situasi saat ini sebagai "fase baru" perang Barat dan Rusia. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net