Ajik Krisna, Bisnis Oleh-Oleh, dan Pertanian Bali
Senin, 12 Agustus 2019,
13:55 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com, Denpasar. Untuk urusan oleh-oleh khas Bali, saat ini, Ajik Krisna kini bisa dibilang sebagai "ahlinya ahli". Dari satu tempat oleh-oleh di Denpasar, Ajik Krisna kini sudah mengembangkan delapan "outlet" oleh-oleh khas Bali. Belum termasuk toko oleh-oleh yang ada di luar Bali.
[pilihan-redaksi]
"Dulu saya tidak pernah mengira (bisnis) akan bisa berkembang seperti ini. Dulu di awal-awal, saya hanya bekerja keras dari pagi sampai malam. Malamnya sampai rumah hitung uang, eh kok banyak, dan bisnis kemudian terus berkembang seperti saat sekarang ini," ujar I Gusti Ngurah Anom yang akrab disapa Ajik Krisna, pemilik jaringan oleh-oleh Krisna, saat berbincang santai dengan Beritabali.com, di Toko Krisna Oleh-Oleh cabang ke delapan, yang berlokasi di By Pass Ngurah Rai Kuta, Minggu (11/8/2019).
Untuk ukuran sebuah toko oleh-oleh, Krisna oleh-oleh cabang ke 8 ini tergolong megah dan mewah. Seperti memasuki sebuah mall besar atau hotel berbintang, toko oleh-oleh ini dilengkapi eskalator dan lift untuk pengunjung. Juga pendingin ruangan yang sejuk serta berbagai jenis oleh-oleh khas Bali dengan harga yang terjangkau.
"Yang ini (cabang ke 8) memang saya buat untuk memanjakan para pelanggan yang datang. Di bagian lantai bawah bisa beli oleh-oleh, di lantai paling atas ada restoran dengan pemandangan indah ke semua kawasan sekitar seperti hutan bakau di timur, bandara di selatan, dan suasana sekitar. Di sini bisa dapat liat "sunset" dan "sunrise"," ujarnya.
Investasi besar dikeluarkan Ajik Krisna untuk membangun outlet ke 8 ini yang mencapai angka puluhan miliar rupiah. Selain untuk pengembangan bisnis oleh-olehnya, toko oleh-oleh Krisna cabang ke 8 ini juga untuk penataan lingkungan sekitar toko oleh-oleh yang sebelumnya kurang tertata dengan baik.
"Sebelumnya di sini agak kumuh, banyak rumah-rumah bedeng, padahal ini kawasan di lokasi mahal dan bagus. Kemudian saya mencoba untuk bekerja sama dengan kelompok masyarakat setempat dan akhirnya terwujud seperti sekarang ini. Selain membantu menata kawasan yang kumuh, juga membantu mengembangkan wisata hutan mangrove yang ada di bagian timur toko oleh-oleh ini," ujar salah satu pengusaha pembayar pajak tertinggi di Bali ini.
Selain membantu menata kawasan kumuh dan pelestarian hutan bakau, Ajik Krisna juga berharap agar kehadiran toko oleh-oleh ini juga mempu memberi manfaat terutama untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.
[pilihan-redaksi2]
"Sebelum membangun tempat ini saya sampaikan bahwa nanti masyarakat sekitar juga akan ikut mendapat manfaatnya. Minimal samalah dengan pendapatan mereka sebelum toko oleh-oleh ini berdiri," ujar pria asal Buleleng ini.
Majukan Pertanian Bali
"Bisnis oleh-oleh dan pertanian adalah bisnis yang paling menguntungkan. Kedepan saya berencana untuk mencoba mengembangkan bisnis di bidang pertanian," sambung Ajik Krisna.
Setelah mencapai puncak kejayaan di bisnis oleh-oleh khas Bali, Ajik Krisna memang mempunyai rencana untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian di Bali. Menurutnya, saat ini usaha bidang pertanian masih kurang begitu dilirik masyarakat terutama generasi muda.
"Jika tidak ada yang bergerak di bidang pertanian, lalu siapa nanti yang menjadi petani di Bali? Padahal bisnis ini sangat menguntungkan, karena hasil pertanian pasti akan selalu dibutuhkan masyarakat di Bali. Memang margin keuntungannya tidak terlalu besar, tapi bisnis di bidang pertanian ini akan selalu hidup. Selain itu di bisnis pertanian, rasa senang dan bangganya beda, misalnya jika kita bisa mengembangkan persilangan dua jenis salak berbeda di Bali, atau mengembangkan pertanian anggur di Bali utara, dan produk-produk pertanian Bali lainnya," pungkas Ajik Krisna. [bbn/psk]
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/gus