Netizen Pembela UAS Serbu Akun Presiden Singapura
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Akun media sosial Presiden Singapura, Halimah Yacob, dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, sempat diserbu netizen Indonesia pendukung Ustaz Abdul Somad (UAS), buntut kasus UAS di negara itu. Netizen dari Indonesia meluapkan kemarahan mereka dengan memenuhi kolom komentar di akun media sosial Halimah dan Lee.
Dalam kolom tersebut disertakan pula tagar #SaveUAS dan #SaveUstadzAbdulSomad di akun media sosial Twitter dan Instagram dua pemimpin Singapura itu. Aksi itu buntut dari penolakan Singapura atas kedatangan Abdul Somad ke negara tersebut pada Senin (16/5).
Akun Twitter dan Instagram pejabat Singapura juga tak luput dari teror netizen Indonesia pendukung Abdul Somad adalah Menteri Senior Teo Chee Hean, dan Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan.
Begitu pula akun Twitter Pemerintah dan Kementerian Hukum Singapura Kementerian , serta laman Instagram Badan Pariwisata dan Imigrasi, serta Instagram Kementerian Luar Negeri Singapura, ikut diserbu netizen pembela UAS.
Dalam pantauan CNNIndonesia.com, tak ada lagi 'serangan' netizen pendukung UAS di kolom komentar akun Instagram maupun Twitter Lee. Hanya ada segelintir netizen yang berkomentar mendukung UAS dan mengkritik Lee.
Sementara itu, netizen pendukung UAS terlihat masih 'membanjiri' akun Instagram Halimah dengan kemarahan mereka atas sikap Singapura.
"Negara segede kelurahan aja banyak tingkah," demikian tulis salah satu akun di kolom komentar unggahan Halimah di Instagram.
Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura (MCI) membenarkan pada Rabu (18/5) bahwa sejumlah akun tersebut diserbu netizen yang mendukung UAS, seperti dikutip dari The Strait Times.
MCI juga mencatat laporan bahwa ada seruan untuk melakukan serangan siber terhadap media sosial Pemerintah Singapura di grup chat netizen Indonesia.
MCI juga melaporkan dua situs perusahaan manajemen Singapura sempat mengalami gangguan. Situs itu pun segera dipulihkan dan Tim Tanggap Darurat Komputer Singapura (SingCert) akan menghubungi perusahaan tersebut untuk memberikan bantuan.
"Semua organisasi disarankan untuk mengambil langkah aktif memperkuat keamanan siber, meningkatkan kewaspadaan, dan memperkuat pertahanan online untuk melindungi organisasi mereka dari kemungkinan serangan siber," demikian pernyataan dari MCI.
Sehari sebelumnya, Singapura telah mengeluarkan pernyataan alasan negara itu menolak Abdul Somad. Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) menyatakan dalam situsnya, UAS sosok yang kerap menyebarkan ajaran ekstrem dan menyebabkan segregasi di antara masyarakat.
"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura," mengutip situs resmi Kemendagri Singapura.
"Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'."
Pemerintah Singapura pun menyebut Abdul Somad pernah melontarkan komentar yang merendahkan agama lain seperti Kristen. UAS disebut pernah mengatakan salib sebagai tempat tinggal roh kafir.
Selain itu, Abdul Somad juga pernah menyatakan di hadapan publik bahwa penganut agama selain Islam adalah kafir. Pernyataan itu sangat serius bagi Pemerintah Singapura yang penduduknya terdiri dari beragam penganut agama.
"Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura," mengutip situs resmi Kemendagri Singapura.(sumber: cnnindonesia.com)
Reporter: bbn/net