Soal Kendala Parkir DTW Jatiluwih, Begini Respons Bupati
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Seiringi berkembangnya Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih hingga saat ini persoalan parkir masih menjadi kendala.
Saat membuka Festival Jatiluwih pada Sabtu, (6/7) Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya tidak memungkiri hal itu. Kunjungan wisatawan yang terus meningkat, ketersediaan lahan parkir di DTW Jatiluwih masih kurang.
Baca juga:
Rayakan Keindahan Potensi Pertanian dan Wisata, Bupati Tabanan Buka Festival Jatiluwih 2024
"Jadi persoalan parkir sudah lama. Makanya saya bilang, kalau urusan parkir disini tidak sembarang membuatnya karena ini kan heritage," katanya.
Selain itu, banyak orang-orang yang menanyakan kenapa akses jalan ke Jatiluwih itu kecil, sempit dan tidak ada parkir. Ia pun menjelaskan bahwa jalan menuju ke persawahan tersebut dulunya bukan jalan umum dan merupakan jalan bagi orang-orang yang pergi berladang.
"Inikan warisan leluhur masa lalu dari Mpu Kuturan, seribu tahun yang lalu sudah dibuat landscape. Leluhur masa lalu kan tidak memikirkan bahwa akan ada bis. Ini kan memang jalan subak, warisan leluhur yang memang jalan subak, pastik kecil. Ndak ada jalan subak itu besar, pasti kecil," jelasnya.
Setelah ditetapkan menjadi situs warisan budaya dunia oleh UNESCO, bertahap Jatiluwih terus menunjukkan eksistensinya kepada para pariwisata yang berkunjung. Sehingga dalam upaya infrastruktur jalan khususnya, tidak bisa diperlebar.
Sanjaya bahkan mengakui setelah adanya peresmian situs budaya dunia, pihaknya kelabakan sehingga harus menyediakan akses jalan dan lahan yang luas untuk bisa menampung wisatawan.
Bahkan saat ia bernostalgia, akses jalan ke subak Jatiluwih itu rusak dan tidak beraspal. Berbanding terbalik ketika Jatiluwih mulai dikenal oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Sekarang sudah bagus, mulus tinggal bagaimana menata kalau parkir saja dibuat banyak, bagus saya yakin nanti dari parkir itu diurai mau kemana pakai boogie atau shuttle," jelasnya.
Dikatakan Sanjaya, lahan parkir yang disediakan DTW Jatiluwih baru bisa menampung sedikit kendaraan dan hanya bisa membawa penumpang 400-500 orang perharinya. Sedangkan DTW Tanah Lot dan DTW Ulun Danu, daya tampung parkir bisa membawa penumpang 7.000-8.000 perharinya.
"Astungkara, dekat-dekat ini kita rapatkan bersama masyarakat disini. Kita pemerintah dan teman pengusaha, ayo selesaikan PR disini sehingga parkir bisa memadai seperti Tanah Lot," terangnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/tab