search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Usai Rakernas, Peradi Lepas Puluhan Tukik dan Bersih-Bersih Pesisir Pantai Jimbaran
Sabtu, 7 Desember 2024, 21:21 WITA Follow
image

beritabali/ist/Usai Rakernas, Peradi Lepas Puluhan Tukik dan Bersih-Bersih Pesisir Pantai Jimbaran.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan menggelar aksi nyata setelah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) tahunan di Jimbaran, Badung. 

Aksi yang bertajuk Peradi Peduli ini melibatkan pelepasan tukik (anak penyu) dan kegiatan bersih-bersih di Pantai Jimbaran, Sabtu (7/12/2024).

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Peradi, Otto Hasibuan, menyatakan bahwa momen ini sangat penting bagi pelestarian lingkungan dan menjadi wujud nyata kepedulian organisasi tersebut terhadap alam. Meskipun kegiatan ini dilaksanakan di tengah cuaca hujan, pelepasan tukik tetap diharapkan dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut.

"Acara ini bukan hanya sebagai kegiatan rutin, tetapi juga sebagai ajakan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kami berharap masyarakat ikut berperan menjaga lingkungan sekitar, tidak hanya di Bali, tetapi di mana pun," ujar Otto dalam sambutannya.

Pelepasan tukik tersebut menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam melestarikan lingkungan, khususnya di kawasan pesisir. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga alam demi masa depan yang lebih baik bagi bumi dan manusia.

Sementara itu, I Made Sukanta, salah satu pengelola pusat pendidikan dan konservasi penyu, mengungkapkan bahwa abrasi pantai menjadi tantangan utama dalam pelestarian penyu. 

"Setiap tahun pasti terjadi abrasi, dan ini adalah fenomena alam. Namun, kita perlu mencari solusi agar abrasi tidak mengganggu penyu yang bertelur," paparnya.

Sukanta menambahkan, penanganan abrasi harus mempertimbangkan kedua sisi, yakni membangun tanggul untuk mengurangi abrasi, namun tetap menjaga akses pantai bagi penyu untuk bertelur. Pelepasan tukik ini juga dianggap sebagai simbol ajakan kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap satwa dan lingkungan.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami